رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

"Wahai Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan kalau Engkau tidak mengampunkan kami dan memberi rahmat kepada kami, nescaya menjadilah kami dari orang-orang yang rugi- al A'raf ayat 23.

Tuesday, July 20, 2010

merindui 'Umar Al Khattab'


memikirkan negara Malaysia.. hati menjadi sayu.. Hub al Watan Minal Imaan.. itu yang pernah saya belajar semasa belajar di Maahad dlu subjek Bhs Arab/Tafsir kot.. even kat SMK (A) naim dlu ustaz ada jugak ajar dalam mata pelajaran Al quran dan assunnah ke?? sy sudah lupa da subjek mana 1... penting untuk kita semua mencintai dan mempertahankan negara asal usul kelahiran kita.. sebagaimana rakyat palestin yang sedang berjuang mempertahankan tanah air mereka sehingga sudah berapa ramai rakyatnya sudah syahid??? hmmm.. tp negara kita takde lagi sampai berperang dan kena bom.. tapi ada PERANG JAHILIYYAH! astaghfirullahal azhiim.. apa jadi dengan malaysia skrg?? segalanya makin hancur.. adakah ini bala atas segala maksiat yang semakin berleluasa.. sedih dan sayu dengan kepimpinan negara..

Mari kita semak satu kebiasaan baik yang selalu dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khatab. Sebagai khalifah, Umar selalu resah memikirkan kesejahteraan rakyatnya. Untuk meyakinkan bahwa rakyatnya sudah hidup sejahtera, Umar selalu menyelinap keliling kota dengan cara menyamar. Meronda untuk mengumpulkan informasi tentang rakyatnya, dan tentunya setelah informasi terkumpul, Umar selalu melakukan tindakan perbaikan segera yang diperlukan.

Ketika sedang berkeliling kota secara diam-diam, Umar mendengar tangisan anak dari sebuah pondok. Dari pinggir rumah, Umar mendengar si ibu sedang berusaha menenangkan anaknya yang sedang menangis. Rupanya anaknya menangis karena lapar, sementara si ibu tidak memiliki apapun untuk dimasak. Si ibu berusaha menenangkan anaknya dengan berpura-pura merebusbatu agar anaknya tenang dan berharap anaknya tertidur karena kelelahan menunggu. Sambil merebus batu dan tanpa mengetahui kehadiran Umar diluar jendela, sang ibu bercerita mengenai betapa enaknya hidup khalifah (Umar) dibanding hidupnya yang serba susah. Khalifah Umar yang mendengar hal ini tak dapat menahan tangisnya, dan beliau pun segera pergi meninggalkan rumah itu. Malam itu juga ia menuju ke gudang makanan yang ada di kota, mengambil sekarung bahan makanan untuk diberikan kepada keluarga yang sedang kelaparan itu. Bahkan ia sendiri yang memikul karung makanan itu. Ia sendiri yang memasak makanan itu, kemudian menemani keluarga itu makan, dan bahkan masih sempat pula menghibur si anak hingga tertidur. Keluarga itu tak pernah tahu bahwa yang datang mempersiapkan makanan buat mereka malam itu adalah khalifah Umar bin Khatab !

Umar bahkan juga bahkan menjaga tamu-tamu yang datang ke kotanya. Bagi Umar, keamanan para tamu termasuk tanggungjawabnya juga. Sebuah kisah menceritakan bahwa Umar mengetahui rencana kadatangan serombongan pedagang ke kotanya. Tanpa sepengetahuan mereka, Umar semalaman tidak tidur menjaga barang-barangnya agar terhindar dari tangan-tangan jahil yang bisa mencuri barang mereka.

Luar biasa…., adakah pimpinan seperti itu di era sekarang?


Semoga pimpinan-pimpinan di sekitar kita mahu berusaha menjadi Umar-Umar yang lain…..

No comments:

Post a Comment

^___^