رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

"Wahai Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan kalau Engkau tidak mengampunkan kami dan memberi rahmat kepada kami, nescaya menjadilah kami dari orang-orang yang rugi- al A'raf ayat 23.

Saturday, February 13, 2010

Kala Tur Sinai Bertasbih

dari iskandariah ke jabal musa

saya mengikuti jaulah menuju Jabal Musa, St. Catherine, di dataran Sinai. Bukit-bukit seakan menjadi gerbang “Selamat Datang” dengan berdiri tegak. Jika saja tidak tahu rentetan sirah sepanjang pendakian, enggan rasanya mendaki Jabal Musa itu. Dakian menuju puncak gunung berkelok-kelok, melintir-lintir seperti menelusuri badan naga raksasa yang sangat panjang.Jalanan sangat kering, debu dan bebatuan. Ada juga satu dua helai rumput berwarna coklat kering, tapi jangan pernah berpikir terdapat rumput berwarna hijau, jangan juga berharap ada pepohonan yang rimbun sebagaimana gunung-gunung di tanah air.

Jabal Musa berada di dataran Sinai adalah tempat tersuci di dataran Sinai. Di lembah inilah Nabi Musa as. Berbicara dengan Allah SWT. Jarak “Gunung Musa” ini sekitar 412 KM dari cairo. Tepat 2.30 pagi, saya bersama rombongan mulai mendaki gunung dengan ketinggian 2500 Meter dari permukaan laut. Kerana memang, salahsatu tujuan utama ke puncak sana, dilakukan agar bisa menyaksikan matahari terbit (sunrise) diatas puncak. Selain itu, perjalanan malam lebih memperlancar perjalanan dibanding tengah hari dengan sengatan matahari. Untuk sampai ke puncak gunung membutuhkan waktu normal sekitar 3 jam, namun jika langkah kita hanya sekedar merayap, mungkin bisa mencapai 4 sampai 5 jam.[saya lah tu]

disekitar kaki gunung Musa ini terdapat pula makam Nabi Shaleh as. Dan Nabi ilyas. Selain itu, kita bisa melihat juga patung ‘ijl (anak lembu yang disembah Samiri ketika Nabi Musa as. Berkhalwat selama 40 hari di puncak gunung untuk menerima wahyu, dan juga ada pohon suci yang disebut dalam Al-Qur’an sebagai “Syajarah Mubarakah” (QS. Al-Mukminun: 20). Setelah berada di “Puncak Musa” saya mendapati dua buah tempat ibadah, musolla dan gereja berukuran kecil, mungkin sekitar 4×4 meter. Ketika menyaksikan sebelah utara gunung ini, hati saya bergetar dan tersambung dengan sejarah saat Nabi Musa ingin melihat Allah SWT., lalu meledaklah gunung disebelah Musa berada sehingga beliau pengsan. Allah ingin menunjukkan bahwa kekuatan-Nya sangat-sangat dahsyat. Saya menyaksikan bekas-bekas ledakan gunung, berbentuk gunung-gunung anakan.

Ketika menyaksikan bebatuan yang gagah dan utuh kebawah sana, saya bersama rombongan hanya kagum dengan tasbih yang terus terlontar. Merasakan getaran hawa Musa as. Dalam berjuang menggapai redha Illahi. Jika Anda tertarik menyaksikan lembah yang ber-aura “Kenabian” ini, dengan menelusuri tapak-tapak para Nabi. Anda akan menyaksikan keagungan hasil karya Maha Pencipta.


Subhanallah..



inilah puncak sinai yang berjaya saya tawan.. alhamdulillah.. siiru a'la baarakatillah.. semoga jaulah kali ini menjadi salah satu medan mentarbiyah diri.. Allahumma ameeen

sungguh kesakitan kaki, tangan dan seluruh badan ini berbaloi3x.. alhamdulillah (^_-)

1 comment:

^___^