رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

"Wahai Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan kalau Engkau tidak mengampunkan kami dan memberi rahmat kepada kami, nescaya menjadilah kami dari orang-orang yang rugi- al A'raf ayat 23.

Sunday, February 28, 2010

Langkah Tercipta~

Semalam aku kelukaan,
kecewa kehampaan,
mencalar ketabahan,
mimpi yang sering ku harapkan,
menjadi kenyataan,
namun tak kesampaian.

Allah…
Inginku hentikan langkah ini,
bagaikan tak mampu untuk ku bertahan,
semangat tenggelam,
lemah daya,
haruskah aku mengalah,
namun jiwaku berbisik,
inilah dugaan.

Dan langkahku kini terbuka,
pada hikmah dugaan,
uji keimanan (menguji keimanan),
tak dilontarkanNya ujian,
di luar kekuatan,
setiap diri insan.

Allah…
Pimpinlah diriku,
tuk bangkit semula,
meneruskan langkah,
perjuangan ini,
cekalkan hati dan semangatku,
kurniakan ketabahan,
agar mimpi jadi nyata,
padaMu ku meminta.

Daku mohon agung kudratMu,
wahai Tuhan yang satu,
segalanya dariMu.


Thursday, February 25, 2010

Salam untuk kekasih~

Di sebalik kalbu
Yang semakin layu
Terbenam rasa rindu
Terkunci suara hati
Tiada siapa tahu

Dimanakah kasih
Tak seperti dulu
Kata kau sayangkan ku
Benarkah itu

Walau kehadiranku hanyalah sementara
Bukan salahmu sayang kira kau jatuh cinta
Akan ku pergi jauh takkan kembali
Salam maaf permisi
Ku undur diri

Kini ku bersara
Dengan langkah baru
Menyisi luka ini
Kekasih... sekeras aku
Terhiris kerna kamu

Ku tinggalkan cinta
Kisah yang berlalu
Kisah kenangan kita
Hanya kau tahu

Walau kehadiranmu bagaikan menghiasi
Bukan caraku sayang harap engkau mengerti
Pemergianku ini tak ku relai
Salam maaf permisi
Ku undur diri

Wednesday, February 24, 2010

xm fever....>_<....


selamat menghadapi peperiksaan buat 4th year+1st year.. kena cuba buat yang terbaik.. berdoa sekhusyuk mungkin.. kemudian bertawakkallah.. Allah.. risaunye.. chaiyok3!!!



doakan ye..

final 3hb mac:radiology
final 4hb mac : OSCE
final 15hb mac: surgery+anaesthesia
final 18hb mac: internal medicine+clinicopathology

bittaufik wannajah..
rabbuna yusahhill...

Hasbunallah wani'mal wakiiiiiil...
ni'mal maula wani'mal nasiiiiiir...

Thursday, February 18, 2010

Sungai dalam Laut- Tanda Kebesaran Tuhan.Wallahualam



"Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi." (Q.S Al Furqan:53)

Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV
`Discovery' pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau, ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.

Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.



Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawapan yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.

Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan ( surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez . Ayat itu berbunyi "Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan.. ."Artinya: "Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus." Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.

Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi "Yakhruju minhuma lu'lu`u wal marjaan" ertinya "Keluar dari keduanya mutiara dan marjan." Padahal di muara sungai tidak
diitemukan mutiara.



Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur'an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur'an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad 20.

Mr. Costeau pun berkata bahawa Al Qur'an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannyamutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam.
Allahu Akbar...! Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena teknologi kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung. Shadaqallahu Al `Azhim.Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya hati manusia akan berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air." Bila seorang bertanya, "Apakah caranya untuk menjadikan hati-hati ini bersih kembali?" Rasulullah s.a.w. bersabda, "Selalulah ingat mati dan membaca Al Quran."


Jika anda seorang penyelam, maka anda harus mengunjungi Cenote Angelita , Mexico . Disana ada sebuah gua. Jika anda menyelam sampai kedalaman 30 meter, airnya air segar (tawar), namun jika anda menyelam sampai kedalaman lebih dari 60 meter, airnya menjadi air asin, lalu anda dapat melihat sebuah "sungai" di dasarnya, lengkap dengan pohon dan daun daunan.



Wednesday, February 17, 2010




"Katakanlah (wahai Muhammad): “Allah yang menciptakan kamu (dari tiada kepada ada), dan mengadakan bagi kamu pendengaran dan penglihatan serta hati (untuk kamu bersyukur, tetapi) amatlah sedikit kamu bersyukur”."[al-mulk:23]



"Maka yang mana satu di antara nikmat-nikmat Tuhan kamu, yang kamu hendak dustakan?" [ar rahman:13,16,18,21,23,25,28,30,32,34,36,38,40,42,45,47,49,51,53,55,57,59,61,63,65,67,69,71,73,75,77]

Alhamdulillah...

Tuesday, February 16, 2010

Ya Allah..
tenangnya..
hati ini sungguh tenang..
ini la kebahagiaan hakiki..
yang lebih dari segala kemewahan, pangkat, n apa2 je nikmat dunia
alhamdulillah..

terima kasih ya Allah..
Engkau sentiasa permudahkan semuanya..
Engkau sentiasa tunjukkan aku jalan2nya..
Engkau sentiasa mendengar rintihan hatiku..

kini..
semuanya berbalik pada diriku sendiri..
ingin menjadikan semua nikmatMu sebagai tanda kesyukuran
dengan lebih menambahkan ibadatku kepadaMu..
dengan lebih mengingatiMu..
dengan lebih byk masa untuk bersamaMu..
dengan lebih byk masa berkhalwat dgnMu..

atau..
aku mahu jadikan ia sebagai istidraj..
dengan lebih lalai daripadaMu..
lebih bermaksiat kepadaMu..
lebih byk melupakanMu..
naudzubillahi min zaaliiik..

semoga kami sentiasa tergolong dalam golongan yang Engkau redhai Ya Rabb



Monday, February 15, 2010



"Jika anda berhasrat untuk berjaya,

jangan hanya memandang ke tangga

tetapi belajarlah untuk menaiki tangga tersebut."

Saturday, February 13, 2010

Kala Tur Sinai Bertasbih

dari iskandariah ke jabal musa

saya mengikuti jaulah menuju Jabal Musa, St. Catherine, di dataran Sinai. Bukit-bukit seakan menjadi gerbang “Selamat Datang” dengan berdiri tegak. Jika saja tidak tahu rentetan sirah sepanjang pendakian, enggan rasanya mendaki Jabal Musa itu. Dakian menuju puncak gunung berkelok-kelok, melintir-lintir seperti menelusuri badan naga raksasa yang sangat panjang.Jalanan sangat kering, debu dan bebatuan. Ada juga satu dua helai rumput berwarna coklat kering, tapi jangan pernah berpikir terdapat rumput berwarna hijau, jangan juga berharap ada pepohonan yang rimbun sebagaimana gunung-gunung di tanah air.

Jabal Musa berada di dataran Sinai adalah tempat tersuci di dataran Sinai. Di lembah inilah Nabi Musa as. Berbicara dengan Allah SWT. Jarak “Gunung Musa” ini sekitar 412 KM dari cairo. Tepat 2.30 pagi, saya bersama rombongan mulai mendaki gunung dengan ketinggian 2500 Meter dari permukaan laut. Kerana memang, salahsatu tujuan utama ke puncak sana, dilakukan agar bisa menyaksikan matahari terbit (sunrise) diatas puncak. Selain itu, perjalanan malam lebih memperlancar perjalanan dibanding tengah hari dengan sengatan matahari. Untuk sampai ke puncak gunung membutuhkan waktu normal sekitar 3 jam, namun jika langkah kita hanya sekedar merayap, mungkin bisa mencapai 4 sampai 5 jam.[saya lah tu]

disekitar kaki gunung Musa ini terdapat pula makam Nabi Shaleh as. Dan Nabi ilyas. Selain itu, kita bisa melihat juga patung ‘ijl (anak lembu yang disembah Samiri ketika Nabi Musa as. Berkhalwat selama 40 hari di puncak gunung untuk menerima wahyu, dan juga ada pohon suci yang disebut dalam Al-Qur’an sebagai “Syajarah Mubarakah” (QS. Al-Mukminun: 20). Setelah berada di “Puncak Musa” saya mendapati dua buah tempat ibadah, musolla dan gereja berukuran kecil, mungkin sekitar 4×4 meter. Ketika menyaksikan sebelah utara gunung ini, hati saya bergetar dan tersambung dengan sejarah saat Nabi Musa ingin melihat Allah SWT., lalu meledaklah gunung disebelah Musa berada sehingga beliau pengsan. Allah ingin menunjukkan bahwa kekuatan-Nya sangat-sangat dahsyat. Saya menyaksikan bekas-bekas ledakan gunung, berbentuk gunung-gunung anakan.

Ketika menyaksikan bebatuan yang gagah dan utuh kebawah sana, saya bersama rombongan hanya kagum dengan tasbih yang terus terlontar. Merasakan getaran hawa Musa as. Dalam berjuang menggapai redha Illahi. Jika Anda tertarik menyaksikan lembah yang ber-aura “Kenabian” ini, dengan menelusuri tapak-tapak para Nabi. Anda akan menyaksikan keagungan hasil karya Maha Pencipta.


Subhanallah..



inilah puncak sinai yang berjaya saya tawan.. alhamdulillah.. siiru a'la baarakatillah.. semoga jaulah kali ini menjadi salah satu medan mentarbiyah diri.. Allahumma ameeen

sungguh kesakitan kaki, tangan dan seluruh badan ini berbaloi3x.. alhamdulillah (^_-)

Friday, February 12, 2010

ulang benda sama aje...

insaf..
buat lagi..
insaf lagi..
ulang lagi dan lagi..
inikah taubat nasuha???

-astaghfirullahal azhiiim-


SEORANG ahli hikmah berkata:

Sifat orang yang mengenali Allah ada enam: jika ia ingat kepada Allah ia berbangga; jika ingat kepada dirinya, ia merendah diri; jika ia melihat ayat Allah (al-Quran) ia mengambil iktibar; jika ingin bermaksiat, ia menahan diri; jika ingat kemaafan Allah ia gembira dan jika ingat dosanya, ia terus memohon keampunan Allah.




Monday, February 1, 2010

Aku sudah Bertunang...

Hari-hari berlalu yang dilewati seakan sudah bertahun lamanya, namun yang perlu diakui ialah ianya baru beberapa minggu lalu. Iya, hanya beberapa minggu lalu. Berita itu aku sambut dengan hati yang diusahakan untuk berlapang dada. Benar, aku berusaha berlapang dada. Terkadang, terasa nusrah Ilahi begitu hampir saat kita benar-benar berada di tepi tebing, tunggu saat untuk menjunam jatuh ke dalam gaung. Maha Suci Allah yang mengangkat aku, meletakkan aku kembali di jalan tarbiyyah dan terus memimpin untukku melangkah dengan tabah.

Aku hanya seorang Insyirah. Tiada kelebihan yang teristimewa, tidak juga punya apa-apa yang begitu menonjol. Jalan ku juga dua kaki, lihat ku juga menggunakan mata, sama seperti manusia lain yang menumpang di bumi Allah ini. Aku tidak buta, tidak juga tuli mahupun bisu. Aku bisa melihat dengan sepasang mata pinjaman Allah, aku bisa mendengar dengan sepasang telinga pinjaman Allah juga aku bisa bercakap dengan lidahku yang lembut tidak bertulang. Sama seperti manusia lain.

Aku bukan seperti bondanya Syeikh Qadir al-Jailani, aku juga tidak sehebat srikandi Sayyidah Khadijah dalam berbakti, aku bukan sebaik Sayyidah Fatimah yang setia menjadi pengiring ayahanda dalam setiap langkah perjuangan memartabatkan Islam. Aku hanya seorang Insyirah yang sedang mengembara di bumi Tuhan, jalanku kelak juga sama... Negeri Barzakh, insya Allah. Destinasi aku juga sama seperti kalian, Negeri Abadi. Tiada keraguan dalam perkara ini.

Sejak dari hari istimewa tersebut, ramai sahabiah yang memuji wajahku berseri dan mereka yakin benar aku sudah dikhitbah apabila melihat kedua tangan ku memakai cincin di jari manis. Aku hanya tersenyum, tidak mengiyakan dan tidak pula menidakkan. Diam ku bukan membuka pintu-pintu soalan yang maha banyak, tetapi diam ku kerana aku belum mampu memperkenalkan insan itu. Sehingga kini, aku tetap setia dalam penantian.

Ibu bertanyakan soalan yang sewajarnya aku jawab dengan penuh tatasusila.

"Hari menikah nanti nak pakai baju warna apa?"

Aku menjawab tenang.. "Warna putih, bersih..."

"Alhamdulillah, ibu akan usahakan dalam tempoh terdekat."

"Ibu, 4 meter sudah cukup untuk sepasang jubah. Jangan berlebihan."

Ibu angguk perlahan.

Beberapa hari ini, aku menyelak satu per satu... helaian demi helaian naskhah yang begitu menyentuh nubari aku sebagai hamba Allah. Malam Pertama... Sukar sekali aku ungkapkan perasaan yang bersarang, mahu saja aku menangis semahunya tetapi sudah aku ikrarkan, biarlah Allah juga yang menetapkan tarikhnya kerana aku akan sabar menanti hari bahagia tersebut. Mudah-mudahan aku terus melangkah tanpa menoleh ke belakang lagi. Mudah-mudahan ya Allah.

Sejak hari pertunangan itu, aku semakin banyak mengulang al-Quran. Aku mahu sebelum tibanya hari yang aku nantikan itu, aku sudah khatam al-Quran, setidak-tidaknya nanti hatiku akan tenang dengan kalamullah yang sudah meresap ke dalam darah yang mengalir dalam tubuh. Mudah-mudahan aku tenang... As-Syifa' aku adalah al-Quran, yang setia menemani dalam resah aku menanti. Benar, aku sedang memujuk gelora hati. Mahu pecah jantung menanti detik pernikahan tersebut, begini rasanya orang-orang yang mendahului.

"Kak Insyirah, siapa tunang akak? Mesti hebat orangnya. Kacak tak?"

Aku tersenyum, mengulum sendiri setiap rasa yang singgah. Maaf, aku masih mahu merahsiakan tentang perkara itu. Cukup mereka membuat penilaian sendiri bahawa aku sudah bertunang, kebenarannya itu antara aku dan keluarga.

"Insya Allah, 'dia' tiada rupa tetapi sangat mendekatkan akak dengan Allah. Itu yang paling utama."

Berita itu juga buat beberapa orang menjauhkan diri dariku. Kata mereka, aku senyapkan sesuatu yang perlu diraikan. Aku tersenyum lagi.

"Jangan lupa jemput ana di hari menikahnya, jangan lupa!"

Aku hanya tersenyum entah sekian kalinya. Apa yang mampu aku zahirkan ialah senyuman dan terus tersenyum. Mereka mengandai aku sedang berbahagia apabila sudah dikhitbahkan dengan 'dia' yang mendekatkan aku dengan Allah. Sahabiah juga merasa kehilangan ku apabila setiap waktu terluang aku habiskan masa dengan as-Syifa' ku al-Quran, tidak lain kerana aku mahu kalamullah meresap dalam darahku, agar ketenangan akan menyelinap dalam setiap derap nafas ku menanti hari itu.

"Bila enti menikah?"

Aku tiada jawapan khusus.

"Insya Allah, tiba waktunya nanti enti akan tahu..." Aku masih menyimpan tarikh keramat itu, bukan aku sengaja tetapi memang benar aku sendiri tidak tahu bila tarikhnya.

"Jemput ana tau!" Khalilah tersenyum megah.

"Kalau enti tak datang pun ana tak berkecil hati, doakan ana banyak-banyak!" Itu saja pesanku. Aku juga tidak tahu di mana mahu melangsungkan pernikahan ku, aduh semuanya menjadi tanda tanya sendiri. Diam dan terus berdiam membuatkan ramai insan berkecil hati.

"Insya Allah, kalian PASTI akan tahu bila sampai waktunya nanti..."

Rahsia ku adalah rahsia Allah, kerana itu aku tidak mampu memberikan tarikhnya. Cuma, hanya termampu aku menyiapkan diri sebaiknya. Untung aku dilamar dan dikhitbah dahulu tanpa menikah secara terkejut seperti orang lain. Semuanya aku sedaya upaya siapkan, baju menikahnya, dan aku katakan sekali lagi kepada ibu...

"Usah berlebihan ya..."

Ibu angguk perlahan dan terus berlalu, hilang dari pandangan mata.

"Insyirah, jom makan!"

Aku tersenyum lagi... Akhir-akhir ini aku begitu pemurah dengan senyuman.

"Tafaddal, ana puasa."

Sahabiah juga semakin galak mengusik.

"Wah, Insyirah diet ya. Maklumlah hari bahagia dah dekat... Tarikhnya tak tetap lagi ke?"

"Bukan diet, mahu mengosongkan perut. Maaf, tarikhnya belum ditetapkan lagi."

Sehingga kini, aku tidak tahu bila tarikhnya yang pasti. Maafkan aku sahabat, bersabarlah menanti hari tersebut. Aku juga menanti dengan penuh debaran, moga aku bersedia untuk hari pernikahan tersebut dan terus mengecap bahagia sepanjang alam berumahtangga kelak. Doakan aku, itu sahaja.

..........................
.............

"innalillahi wainna ilaihi rajiun..."

"Tenangnya... Subhanallah. Allahuakbar."

"Ya Allah, tenangnya..."

"Moga Allah memberkatinya...."

Allah, itu suara sahabat-sahabat ku, teman-teman seperjuangan aku pada ibu.

Akhirnya, aku selamat dinikahkan setelah sabar dalam penantian. Sahabiah ramai yang datang di majlis walimah walaupun aku tidak menjemput sendiri.

Akhirnya, mereka ketahui sosok 'dia' yang mendekatkan aku kepada Allah.
Akhirnya, mereka kenali sosok 'dia' yang aku rahsiakan dari pengetahuan umum.
Akhirnya, mereka sama-sama mengambil 'ibrah dari sosok 'dia' yang mengkhitbah ku.

Dalam sedar tidak sedar...

Hampir setiap malam sebelum menjelang hari pernikahan ku... Sentiasa ada suara sayu yang menangis sendu di hening malam, dalam sujud, dalam rafa'nya pada Rabbi, dalam sembahnya pada Ilahi. Sayup-sayup hatinya merintih. Air matanya mengalir deras, hanya Tuhan yang tahu.

"Ya Allah, telah Engkau tunangkan aku tidak lain dengan 'dia' yang mendekatkan dengan Engkau. Yang menyedarkan aku untuk selalu berpuasa, yang menyedarkan aku tentang dunia sementara, yang menyedarkan aku tentang alam akhirat. Engkau satukan kami dalam majlis yang Engkau redhai, aku hamba Mu yang tak punya apa-apa selain Engkau sebagai sandaran harapan. Engkau maha mengetahui apa yang tidak aku ketahui..."

Akhirnya, Khalilah bertanya kepada ibu beberapa minggu kemudian...

"Insyirah bertunang dengan siapa, mak cik?"

Ibu tenang menjawab... "Dengan kematian wahai anakku. Kanser tulang yang mulanya hanya pada tulang belakang sudah merebak dengan cepat pada tangan, kaki juga otaknya. Kata doktor, Insyirah hanya punya beberapa minggu sahaja sebelum kansernya membunuh."

"Allahuakbar..." Terduduk Khalilah mendengar, air matanya tak mampu ditahan.

"Buku yang sering dibacanya itu, malam pertama..."

Ibu angguk, tersenyum lembut... "Ini nak, bukunya." Senaskah buku bertukar tangan, karangan Dr 'Aidh Abdullah al-Qarni tertera tajuk 'Malam Pertama di Alam Kubur'.

"Ya Allah, patut la Insyirah selalu menangis... Khalilah tak tahu mak cik."

"Dan sejak dari hari 'khitbah' tersebut, selalu Insyirah mahu berpuasa. Katanya mahu mengosongkan perut, mudah untuk dimandikan..."

Khalilah masih kaku. Tiada suara yang terlontar. Matanya basah menatap kalam dari diari Insyirah yang diberikan oleh ibu.

"Satu cincin ini aku pakai sebagai tanda aku di risik oleh MAUT. Dan satu cincin ini aku pakai sebagai tanda aku sudah bertunang dengan MAUT. Dan aku akan sabar menanti tarikhnya dengan mendekatkan diri ku kepada ALLAH. Aku tahu ibu akan tenang menghadapinya, kerana ibuku bernama Ummu Sulaim, baginya anak adalah pinjaman dari ALLAH yang perlu dipulangkan apabila ALLAH meminta. Dan ibu mengambil 'ibrah bukan dari namanya (Ummu Sulaim) malah akhlaqnya sekali. Ummu Sulaim, seteguh dan setabah hati seorang ibu."

* Kisah ini bukan kisah ana, ianya kisah KITA (semua yang sedang membaca/tak) *

Mulai hari ini, jangan bersoal tika melihat ana memakai cincin. Kerana, ana sudah bertunang! Bertunang dengan kematian, tidak tahu bila ana akan dinikahkan dan tidak tahu bagaimana rezeki di malam pertama. Tetapi, sekurang-kurangnya apabila sudah dirisik dan bertunang, kita sama-sama akan mempersiapkan diri sebaik-baiknya walaupun bukan yang terbaik untuk hari pernikahan dengan KEMATIAN. Wallahua'lam.

Cukuplah kematian itu mengingatkan kita... Cukuplah kita sedar kita akan berpisah dengan segala nikmat dunia. Cukuplah kita sedar bahawa ada hari yang lebih kekal, oleh itu sentiasalah berwaspada. Bimbang menikah tergesa-gesa, tahu-tahu sudah disanding dan diarak seluruh kampung walau hanya dengan sehelai kain putih tak berharga.

<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<

fikir2kanlah..
wpn kt x dirisik dgn penyakit sprti cerita di atas, tp sbnrnya kt mmg telah dirisik lama.cuma tidak tahu bila kt akan bertunang n berkahwin dgn kematian lagi..

so, di kesempatan ini, aku ingin memohon maaf ats segalanya drpd sume yg mengenali diriku jika aku ada mengguris hati, melukakan perasaan kalian sume samaada dalam sedar @ tidak..